Pejabat tinggi pemerintahan Biden telah membahas masa depan kecerdasan buatan dengan sekelompok eksekutif dari OpenAI, Google, Nvidia, Microsoft, dan perusahaan lain
Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) di Washington, D.C. Pejabat tinggi pemerintahan Biden pada hari Kamis membahas masa depan kecerdasan buatan dalam sebuah pertemuan dengan sekelompok eksekutif dari OpenAI, Google, Nvidia, Microsoft, dan perusahaan lain. Fokusnya adalah membangun pusat data di Amerika Serikat dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengembangkan teknologi tersebut.
Sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan pada jumpa pers harian bahwa pertemuan tersebut difokuskan pada peningkatan kolaborasi publik-swasta dan kebutuhan tenaga kerja serta perizinan industri. Kekuatan komputer untuk sektor tersebut kemungkinan akan bergantung pada akses listrik yang andal, sehingga beberapa perusahaan utilitas juga menjadi bagian dari pertemuan tersebut untuk membahas kebutuhan jaringan listrik.
Kemunculan AI mengandung campuran antara harapan dan bahaya: Teks, gambar, audio, dan video yang dihasilkan secara otomatis dapat membantu meningkatkan produktivitas ekonomi, tetapi juga berpotensi menggantikan beberapa pekerja. AI juga dapat berfungsi sebagai alat keamanan nasional dan ancaman yang harus diwaspadai.
Presiden Joe Biden pada bulan Oktober lalu menandatangani perintah eksekutif untuk mengatasi perkembangan teknologiberupaya menetapkan perlindungan melalui langkah-langkah seperti pemberian tanda air pada konten AI dan menangani masalah hak konsumen.
Yang menghadiri rapat pemerintahan adalah: Kepala staf Gedung Putih Jeff Zients, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Lael Brainard, penasihat keamanan nasional Jake Sullivan, wakil kepala staf Bruce Reed, Menteri Perdagangan Gina Raimondo dan Menteri Energi Jennifer Granholm.