Meningkatnya keterlibatan dengan media sosial dan interaksi digital berdampak signifikan terhadap kesehatan mental kaum muda di India, menurut Dr. Rakesh K. Chadda, Kepala Psikiatri di Rumah Sakit Amrita, Faridabad.
Dr. Chadda menekankan bahwa akhir masa kanak-kanak dan remaja merupakan periode kritis bagi perkembangan kepribadian, yang terus menguat hingga awal usia dua puluhan. Namun, munculnya teknologi, khususnya media sosial, menghadirkan tantangan kesehatan mental baru selama tahun-tahun pembentukan ini.
“Kemajuan teknologi informasi dan lonjakan penggunaan media sosial telah memperburuk masalah kesehatan mental di kalangan remaja dan dewasa muda berusia 15-25 tahun,” jelas Dr. Chadda. Ia mengaitkan tren ini dengan beberapa faktor: berkurangnya aktivitas fisik, pola tidur yang terganggu, dan maraknya pesan instan, yang membatasi waktu untuk refleksi yang mendalam. Lebih jauh, menurunnya interaksi tatap muka turut menyebabkan masalah ini.
Salah satu dampak yang menonjol adalah peningkatan Gangguan Kepribadian Tidak Stabil Secara Emosional (EUPD), yang juga dikenal sebagai Gangguan Kepribadian Ambang (BPD). Dr. Chadda melaporkan bahwa prevalensi EUPD telah meningkat lebih dari dua kali lipat selama satu hingga dua dekade terakhir. Jika tidak diobati, EUPD dapat sangat memengaruhi fungsi sosial dan pekerjaan dan sering kali disertai dengan masalah kesehatan mental lainnya seperti depresi, kecemasan, penyalahgunaan zat, dan peningkatan risiko bunuh diri.
Dr. Chadda menunjukkan bahwa penyalahgunaan zat, khususnya yang melibatkan alkohol dan obat-obatan terlarang, telah meningkat di kalangan individu berusia 15-25 tahun. Gangguan depresi dan kecemasan menjadi lebih umum, dengan tindakan menyakiti diri sendiri juga dilaporkan lebih sering. Tren ini menyoroti tantangan kesehatan mental yang semakin meningkat yang dihadapi oleh kaum muda saat ini.
Sebuah studi terkini yang diterbitkan dalam Jurnal Psikiatri India mengungkap prevalensi BPD sebesar 22 persen di kalangan mahasiswa, naik dari 15 persen pada tahun 2019 dan 9 persen dalam meta-analisis global tahun 2016. Data ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam kasus BPD di India, dengan pengaturan klinis melaporkan peningkatan jumlah kasus selama dekade terakhir dibandingkan dengan 20-30 tahun yang lalu.
Selain itu, risiko yang terkait dengan kejahatan dunia maya, termasuk perundungan, penipuan keuangan, dan paparan konten yang tidak pantas, juga meningkat. Perundungan dunia maya, khususnya, dapat memperburuk masalah kesehatan mental, yang menyebabkan suasana hati yang buruk, penarikan diri dari pergaulan, kecenderungan menyakiti diri sendiri, dan penggunaan narkoba.
Dr. Chadda menekankan perlunya intervensi gaya hidup sehat dan mendesak para orang tua, pendidik, dan pembuat kebijakan untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan terhadap kesehatan mental di kalangan anak muda. Karena interaksi digital terus membentuk kehidupan modern, mengatasi masalah ini sangat penting untuk menumbuhkan masa depan yang lebih sehat bagi kaum muda.